Color contrast adalah salah satu bentuk permainan warna ketika kamu membuat sebuah desain.Hal ini ditujukan agar membuat desainmu lebih menonjol dibandingkan dengan desain lainnya.
Tetapi, bermain color contrast tidak hanya papa4d sekadar memainkan warna saja, lho.
Ada beberapa hal yang harus kamu pertimbangkan ketika membuat sebuah desain, sehingga membuatmu menggunakan color contrast.
Nah, di artikel ini, Glints akan menjelaskan ke kamu berbagai hal mengenai color contrast untuk membantu kamu membuat desain yang ramah di mata.
Yuk, simak artikelnya!
Pengertian Color Contrast
Color contrast adalah teknik desain menggunakan warna yang berbeda dan kontras satu sama lain untuk menimbulkan kesan mencolok ketika dilihat mata.
Menurut G2, color contrast tidak hanya digunakan untuk aspek estetika atau keindahan. Tetapi juga untuk membantu orang-orang yang memiliki gangguan penglihatan.
Oleh karena itu, color contrast meningkatkan accessibility sebuah desain bagi setiap orang yang menggunakannya.
Dengan membuat sebuah warna yang kontras, hal ini akan membantu user atau calon konsumen untuk mencari, melihat, dan membaca apa yang tertulis di dalam elemen.
Color contrast diterapkan dalam graphic design, hingga pembuatan website atau UX design.
Cara Menerapkan Color Contrast
Untuk menentukan warna apa yang akan menghasilkan color contrast paling baik adalah dengan menggunakan color wheel.
Dalam color contrast sendiri, ada yang disebut sebagai high contrast dan low contrast.
Sedangkan, low contrast berarti menggunakan warna yang berdekatan satu sama lain dalam color wheel. Contohnya adalah penggunaan warna mera dan oranye.
High contrast berarti menggunakan warna yang berlawanan satu sama lain di dalam color wheel. Contohnya adalah penggunaan warna merah dan hijau.
Tetapi, perlu kamu ingat bukan berarti penggunaan high contrast selalu berarti membuat desainmu sempurna. Kombinasi warnanya memang akan menarik perhatian, tapi bisa saja desainmu jadi sulit dibaca.
Begitu pula dengan low contrast, yang punya estetika tinggi, tapi kadang justru semakin sulit untuk menarik perhatian orang-orang.
Sehingga, menurut Mind Inventory, karena tidak ada formula yang pasti dalam menggunakannya.
Maka, ada baiknya sebagai graphic designer kamu melatih mata dan membiasakan diri saat melakukan color contrast.
Semakin paham dan jeli matamu melihat color contrast ini, maka kamu pun tidak akan kesulitan untuk menggunakan high maupun low color contrast.
Cara Mengukur Color Contrast
Seperti disebutkan sebelumnya, tidak ada formula yang pasti dalam menggunakan color contrast.
Namun di satu sisi, kamu pun harus memastikan kalau desain yang kamu buat bisa dipahami dan menjangkau semua kalangan.
Jangan khawatir, ada satu acuan untuk memastikan kalau color contrast yang kamu gunakan dalam desainmu sudah tepat atau belum.
Hal ini disebut sebagai color contrast ratio yang berfungsi untuk menunjukkan apakah penggunaan kontras sudah tepat menggunakan aspek rasio.
Hal ini penting karena, menurut WCAG (Web Content Accessibility Guide) 2.0, fungsi dari rasio color contrast ini adalah memastikan sebuah desain dapat terbaca.
Pengukuran rasio ini ditunjukkan dengan rasio perbandingan 1:1 hingga 21:1.
Sedangkan perbandingan 21:1 berarti kontras warna yang digunakan sangat tinggi, contohnya adalah penggunaan teks berwarna hitam di background berwarna putih atau sebaliknya.
Perbandingan 1:1 berarti kontras warna yang kamu gunakan sangat rendah, contohnya adalah menggunakan teks berwarna putih di background berwarna abu-abu atau putih.
WCAG sendiri menyebutkan, perbandingan kontras rasio yang paling minimum dalam sebuah desain adalah 4.5:1. dengan pengecualian ke teks berukuran besar dan logo.
Pengukuran rasio ini menggunakan nilai hexadecimal (HEX) dari sebuah warna, sehingga membuatnya sangat penting untuk digunakan.
Tools yang Bisa Digunakan
Tools ini digunakan untuk mengukur rasio color contrast dalam sebuah desain dan memberikan masukan apakah penggunaannya sudah tepat atau belum.
Berikut adalah beberapa tools yang bisa kamu gunakan untuk mengukur rasio color contrast;
- WebAim Color Contrast Checker, sebuah tool yang berbasis website, menggunakan nilai HEX untuk mengetes kode warna.
- Color Contrast Checker by Monsido, contrast checker berbasis website, bisa menggunakan nilai HEX atau RGB.
- Contrast Checker from Acart Communications, tool ini memungkinkan kamu untuk mengatur warna tidak hanya menggunakan nilai HEX dan RGB, tapi juga menggunakan gambar.
- Color Contrast Checker from Siteimprove, selain memasukkan warna menggunakan nilai HEX dan RGB, kamu bisa mendapatkan preview dari kombinasi warna di teks, rasio kontras, hingga apakah sudah memenuhi persyaratan dari WCAG.
Nah, itulah beberapa hal yang perlu kamu tahu tentang serba-serbi color contrast dalam desain.
Semoga setelah membaca artikel ini, kamu jadi bisa membuat desain yang tidak hanya enak dilihat, tapi juga ramah bagi semua kalangan.
Nah, kamu bisa belajar lebih banyak lagi dan mengembangkan skill-mu di bidang desain bersama Glints ExpertClass, lho.
Di Glints ExpertClass, kamu bisa belajar langsung dengan para pakar industri dalam webinar hingga workshop.
Tinggalkan Balasan